Sabtu, 25 Oktober 2014

Bila malam bertambah malam

Bila malam bertambah malam
Angin enggan untuk mengetuk
Hujan enggan untuk berjingjit
Jangkrik mulai untuk meringkik

Bila malam bertambah malam
Aku malas untuk bermimpi 
Engkau malu untuk kembali
Pasti datang untuk mengisi

Bila malam bertambah malam
Kapan gelap akan tiada?
Kapan sepi akan menghilang?
Kapan kamu, kapan aku?

Shine

Aku ingin menyinarimu
Dan selalu seperti matari yang tak pernah bosan
Aku ingin melindungimu dari kegelapan
Seperti itulah kebenaran hatiku

Kita bisa menyatukan dua jalan 
Dalam hati kita yang berbeda lalu
Walalu ini tak bisa membantumu bangkit
tapi percaya pada sinar di ujung jalan itu

Mengerndarai angin kita terbang ke tempat yang berbeda
Melintasi lautan, melintasi waktu, ini pasti akan berbunga
Seperti matari, di setiap hari, di setiap waktu
Aku ingin melingdungimu

Senin, 20 Oktober 2014

Untuk Penariku

Jariku ikuti geliat indah udara, dalam gerak indah gemulai mega
serta padat kepak malaikat dalam cuaca.
Disamping naungan senja, Tubuhku menyerap ombak
sembari menahan angin buritan.
Bersama malam kulalui hampanya kekekalan
yang melewati tiap samudra penyesalan.

Wahai... engkau penariku
Kedip mata yang salurkan kerinduan
dalam keindahan gerak kesendirian.
Tarianmu bagaikan kesunyian malam
yang mulai pudar oleh keheningan subuh.
Tiap sesal yang selalu aku titipkan dalam puisiku
tak pernah mampu menyentuhmu.
Bayang indah gerak yang selalu terindukan
ialah mata kematian dalam ujung penaku.

Minggu, 19 Oktober 2014

Elalio

Malam kembali berwnyanyi
Menghidupkan citra yg mungkin hilang
Bersama bulan yg mulai meringkik oleh kilat
Diantara rintikan hujan aku berdiri
Mencari pertanyaan atas jawaban hati

Apakah kau tahu apa yang aku rasa?
Seperti mencari jarum di tumpukan jerami
Kau takkan pernah sadar apa yang aku rasa
Beribu cara telah ku coba
Hingga ku suruh angin menyampaikan pesan cinta

Ah cinta yang fana
Dalam beribu kata fakta
Dalam seonggok kasih serta sayang
Yang berakhir dalam lumbung kehampaan