Senin, 20 Oktober 2014

Untuk Penariku

Jariku ikuti geliat indah udara, dalam gerak indah gemulai mega
serta padat kepak malaikat dalam cuaca.
Disamping naungan senja, Tubuhku menyerap ombak
sembari menahan angin buritan.
Bersama malam kulalui hampanya kekekalan
yang melewati tiap samudra penyesalan.

Wahai... engkau penariku
Kedip mata yang salurkan kerinduan
dalam keindahan gerak kesendirian.
Tarianmu bagaikan kesunyian malam
yang mulai pudar oleh keheningan subuh.
Tiap sesal yang selalu aku titipkan dalam puisiku
tak pernah mampu menyentuhmu.
Bayang indah gerak yang selalu terindukan
ialah mata kematian dalam ujung penaku.

2 komentar: