Senin, 20 Januari 2014

Bukan Pujangga

Aku bukanlah seorang pujangga
Yang hanya bermodalkan puisi cinta
Aku bukan juga seorang penyair atau puitis
Yang menulis cinta pada selembar kertas

Aku hanyalah seorang pria
Yang sedang menggagumi seorang wanita
Aku bukan pujangga tapi  hanya pengagum rahasia
Yang mencoba menanam benih kasih sayang pada seorang wanita

Bagai Aku

Hatiku termakan usia, diantara matahari dan bulan
Hanya ingin dicinta dan mencinta
Di mana kau saat ini?
Bagaikan terbang terbawa meteor
Kau hilang!

Tinggallah aku sendiri
Menunggu di jemput oleh waktu
Bagai lapar yang mencari panganan
Bagai dahaga yang mencari air
Bagai segala bagai yang mencari bagai


Kamis, 16 Januari 2014

Tanah Air Mata

Indonesia adalah Tanah air Beta
Mata air dari segala harapan Beta

:Tapi mengapa?


Nyayian anak-anak jalanan menggema

Di lorong dan di gang keresahan
Hancurnya sebuah mimpi keadilan
Terpuruk dan terhina di jurang kenistaan

Coba tanyakan pada dirimu sendiri

Riwayat bangsa di bohongi penguasa
Saksikanlah sinetron neokolonialisme
Pemirsa ternganga dan terharu

Apakah ini Tanah air Beta?

Yang dulu aman dan sejahtera
Apakah ini Tanah air Beta?
Yang kaya akan segala-galanya

Ternyata benar
Ini Indonesia Tanah air Beta
Sudah banyak tikus, kecoa, dan serigala
Apa yang harus Beta lakukan?

:Hanya bisa diam

Minggu, 12 Januari 2014

Puisi Pagi

Fajar tertepis hangatnya sinar matari
Walau ku masih ingin memeluk kedamaian pagi
Menenangkan jiwa yang kian rapuh
Terkikis kesepian hati yang yang berlarut-larut

Hari yang erlalu adalah hampa
Kosong, ibarat tersesat di hamparan ladang ilalang
Tanpa arah menggapi nafsu
Menepiskan akal sehat, tenggelam dalam dunia fatamorgana

Ku berharap hari ini benar-benar ada
Tak hanya diam, terinjak takdir kehidupan
Tak hanya bersandar alasan, berpaling dari kenyataan
Karena ku ingin melukis pelangi di dalam hidupku

Sabtu, 11 Januari 2014

Sajak Lagumu

Kala sang surya tenggelam, Aku mengenangmu
Mengenang saat pertama kali jumpa Dirimu
Kusadari bila aku jatuh cinta
Jatuh cinta pada pandangan yang pertama

Bagaikan dalam penjara jiwa
Waktu demi waktu kulalui dalam ruang rindu
Hanya untuk menanti sebuah jawaban
Mungkin Aku keliru dan tak ada logika

Namun salahkan aku terlalu mencintaimu?
Ku tak mau hanya jadi sahabatmu
atau hanya jadi teman tapi mesramu
Jadikanlah diriku sebgai piihan terakhirmu

Dengan membawa laskar cinta
Dan atas nama cinta
Kumohon izinkan aku menyayangimu

Kawan

Kawan,
Tahukah kamu berapa masa kita lewati bersama?
Aku tak ingin tahu hal itu,
Karna kamu selamanya bagiku

Bersamamu,
Tangisku menjadi tawa
Dukaku kan terpecah jadi bahagia
Air mata yang terlanjur jatuh
Tak akan berubah jadi nestapa

Terkadang di satu waktu
Prasangka pernah memisahkan kita
Amarah yang datang tiba-tiba
Tak kan mungkin bertahan lama

Ingantkan kawan
Kita pernah duduk bersama
Melukis langit dengan impian
Tentang Aku, Kamu dan Kehidupan

Labirin Cinta

Seperti tersesat di dalam labirin
Indah memang tiada duanya
Ke kiri ke kanan tiada jalan
Hanya bayang diri yang nampak

Sepertinya cinta semua kurasa
Terasa semu walau nyata
Sungguh hebat kau buat semua
Labirin cinta yang kau buat

:Tak berujung seperti cinta

Penantian

Goresan tinta diantara senyuman rembulan
Memberikan sindiran manis diantara indah malam
kepada angin yang bebas berlari di padang rumput
Semakin kencang sakit terasa

Menikmati kaskada di gelap malam
Di tertawakan rumput sudah biasa
Tersipu maluku di tanya bintang
Mulut terkunci tak menjawab

Ternyata hati sudah menjawab
Menunggu matari yang tak kunjung datang